Mencoba Berdamai
Terlepas dari apa yang kita lihat dan pikirkan, semua hal tidak semudah itu terjadi. Pasti ada sebab-akibat. Pasti ada hal yang mungkin tersembunyikan. Perihal hati, yah, atur saja sendiri. Bukan hanya perihal takdir. Mungkin ini skenario yang harus terjadi. Entah itu mau baik atau buruk, yang seharusnya terjadi, akan terjadi.
Kadang, berdamai memang hal yang pantas dilakukan. Meskipun sulit, meskipun pahit. Kamu tidak bisa dipaksa untuk menyukai suatu hal, padahal jelas-jelas sebelumnya telah membencinya. Kebencian itu mengakar sehingga bila tumbuh tinggi dan ditebang, akan tumbuh lagi. Sedikit demi sedikit karena dipupuk.
Aku tidak akan membuat tanaman itu layu, kecuali telah menggangguku. Merusak pemandangan atau menyulitkan hidupku. Tapi, itu semua hanya pikiran bodoh semata. hahaha. Terkadang, semua orang dapat bersikap jahat dan baik pada masanya. Tinggal sudut pandang orang yang menilainya.
Meskipun aku dapat bertahan, itu juga menyulitkanku. Hari-hari perih dengan luka. Menyembunyikan duka dalam kebahagiaan. Menyembunyikan sedih dalam sebuah senyuman. Pengalihan isu dengan cerita-cerita bahagia bersama kawan. Menyibukkan diri dengan waktu dan hal yang menguras pikiran. Atau berkutat dengan hal menyenangkan dalam kesendirian. Aku ingin dianggap baik-baik saja dan sudah sembuh.
Tapi, kini aku merasa aku salah. Aku kehilangan arah. Kehilangan kemana tujuanku. Kehilangan rencana-rencanaku yang telah kususun rapi dengan hati. Kehilangan diriku sendiri. Semua pengalihan isu itu membuatku muak. Aku tak berdaya untuk pelarian ini. Aku tak tahu harus pergi kemana dan untuk apa.
Tapi, apa menariknya menulis kisah yang menyebalkan dan tiada ujungnya gini? Aku pikir berusaha untuk baik-baik saja itu akan baik. Tapi ternyata tidak. Memang banyak hal sepele yang harus ditimbun demi memfokuskan ke hal yang lebih penting. Tapi semua itu hanya kiasan untuk menimbun sementara hal yang terjadi saat itu. Suatu saat akan timbul bom pada masanya. Karena hal yang belum selesai dan mengganjal akan berujung pada pengulangan. Entah itu hikmah yang dapat diambil atau sebagai karma atas hukuman kesalahan.
Memang, penentuan baik atau buruk itu sudah tercipta. Namun kadang kita selalu menganggap hal yang tadinya baik malah buruk atau malah sebaliknya, hal yang tadinya dirasa buruk itu malah baik buat kita. Sial. Saat ini kesetiaan dijajah, ketulusan diabaikan.
"Mari kita lihat, doa siapa yang paling kuat"
Tapi aku tidak akan pernah menyerah. Aku akan terus mencobanya. Walau hati teriris. Walau hanya akan menjadi bualanku semata. Aku akan terus mencobanya. Untuk berdamai. Aku tidak akan berhenti mencoba. Mungkin beberapa hari akan terasa ringan dan lega. Aku merindukan rasa damai itu. Sangat tenang. Dan aku tentu saja dapat melihat senyuman indah pantulan kaca. Bahagiaku yang sesungguhnya yang aku rindukan.
Comments
Post a Comment