#48 Bimbang

 Bimbang



Tidak ke kiri ataupun di kanan, tidak atas maupun bawah. Hanya terombang-ambing dalam suatu rasa. Rasa yang dibentengi dengan ulah otak manusia. Dimana ia ciptakan bayangan yang belum tentu akan jadi nyata. Dalam suatu ketika bayangan itu tak pernah terjadi. Namun, ia selalu muncul. Muncul saat manusia diharuskan memutuskan suatu hal. 

Memutuskan sesuatu yang bermakna baginya, yang penting baginya, ataupun yang akan merubah hidupnya. Sungguh pilihan yang harus ditimang-timang dahulu. Tak boleh hanya asal memilih begitu saja. Pilihan itu akan menjadi berat. Bak atlas memikul bola dunia.

Akan diperlukan usaha dan tenaga di dalamnya. Mengerahkan semua sumber daya untuk memilih. Diantara pilihan yang baik baginya. Berat, bingung, bimbang pasti muncul. Seakan-akan teman lama yang datang menghampiri.

Tak ada cara lain, akupun semakin bimbang dibuatnya. Tak ada jalan lain selain harus memilih. Lantas aku serahkan pilihanku itu kepada-Nya. Berharap yang terbaik untukku. Mungkin akan terjadi yang tak aku inginkan. Sabar saja inilah yang terbaik untukku.

Mungkin itu yang terbaik untukku. Menyerahkan semua kebimbangan kepada-Nya. Kepada-Nya yang maha tahu. Lantas aku menyadari jika aku hanya manusia lemah. Hanya memilih saja tak bisa. Lemah sekali...

Namun Dia tidak, dia yang punya segalanya. Tak akan ada orang yang melampaui-Nya. Mahakuasa, tidak lemah sepertiku. Tempatku meminta perbantuan. Tempatku memohon. Tempatku menaruhkan semua pilihan. Dan berharap yang terbaik.

Walaupun yang terbaik menurutku bukan yang terbaik menurut-Nya. Pasti selalu akan ada jalan melewatinya. Dan menjadikannya kenangan yang indah. Yang akan kutunggu kedatangannya. Seperti seekor pungguk yang sangat rindu dengan bulan.

Walaupun akan timbul masalah. Aku tak menyesal menyerahkannya pada-Nya. Karna aku tau Dia punya banyak cara untuk menyenangkan hatiku. Dan Dialah yang memiliki hatiku. Aku hanya diijinkan memakainya tapi tak dapat memilikinya.

Comments

Post a Comment