#20 Tiadanya Ide

 Tiadanya Ide



Bentuk nyata penyusunan sebuah kegiatan adalah niat. Niat dalam hati dan juga pikiran lapang yang harus memadai. Dalam definisi yang ghaib, sesuatu hadir di kepala. Sesuatu tersebut ditelaah. Bagaimana ia bisa muncul. Darimana ia berasal. Lalu tumbuhlah menjadi sebuah pemikiran cerdas. Dari yang awalnya terngiang-ngiang. Karena sudah jenuh mengganggu lalu mulai menitih jejaknya. Dengan dituangkan di sebuah karangan. Tulisan. Tidak panjang. Namun ada makna yang dalam.
Tulisan itu berkat sebuah gagasan. Dari suatu pengalaman dan realita yang terjadi. Lalu hendak ingin cepat ditulis agar menjadi sejarah telah memikirkan hal tersebut. Dari suatu realita jadi karangan nyata. Begitu terus menerus hingga semuanya kelar. Kehidupan yang fana ini ditulisnya maupun dirangkum nya dalam sebuah karya. Dimana banyak orang membaca. Tapi tiada yang tau artinya. Sulit memang.
Lalu pembahasannya adalah bagaimana jika pemikiran yang harusnya terngiang-ngiang itu tidak hadir?. Karena apa. Karena kesantuy-an dalam memaknai hari. Mengalir seperti air? Bukankah hidup ini perlu dimaknai. Bagaimana mungkin itu bisa terjadi? Iya bisa. Alasannya cukup relevan. Kesibukan. Sibuk dalam artian urusan apa? Ada. Tapi tak perlulah dijelaskan. Memang ada yang peduli. Kadang orang cuma ingin tau saja bukan untuk perduli.
Ide itu lama tak datang. Lalu datang dengan sendirinya. Tak diundang. Mungkin hanya sepatah atau dua patah kata. Lalu menunggu begitu saja. Menunggu kejelasan untuk dijabarkan. Kadang kejelasannya lama sekali. Hampir sebulan. Tapi yam au bagaimana lagi. Takdir bertemu saat kepikiran untuk menggarap dan ide yang terus berceloteh dalam kepala.

Comments

Post a Comment