Gaslighting
Percaya gak percaya, semua hal di dunia pasti ada titik hitamnya. Titik hitam? Ini hanya sebuah kosakata penggambaran. Titik hitam dengan makna sebenarnya adalah makna kehidupan yang tidak ada yang sempurna. Tentang apapun. Entah itu diri sendiri atau manusia lain. Walau titik hitam itu hanya sebuah titik kecil. Tapi titik hitam itu akan timbul dan seketika menjamur menjadi suatu hal diluar dugaan.
Ga pernah menyalahkan seseorang untuk percaya dengan apapun yang dilakukannya. Ga pernah menyalahkan seseorang tentang tragedi yang kiranya gapapa tapi malah berdampak buruk. Orang yang dirasa sangat dipercaya, ternyata memanipulasi. Diluar dugaan tetap dibantah sesuai egonya. Pantas saja air dan minyak tidak pernah bersatu. Karena mereka berbeda, takdirnya berbeda.
Aku sungguh akan ikhlas jika musyawarah terjadi dan membawakan hasil. Aku sungguh tidak rela jika harus diperlakukan tidak adil. Yang lama memang selalu akan dipegang omongannya. Tidak tahu saja dibelakang banyak diragukan. Harusnya menjembatani, malah membuat patah. Siapa yang akan bertameng pada siapa.
Daridulu aku sudah tahu hidup itu kejam. Terutama hidupku. Tapi aku tidak pernah mau jadi beban. Hati setulus ini yang hanya meminta validasi. Tapi bukan kah kita semua korban? Atau pun pelaku yang bermain menjadi korban. Air mata yang tidak sanggup kuseka. Hanya akan terus mengalir jika berada disana.
Pergi bukan untuk menang, tapi memenangkan yang ingin menang. Seolah semuanya telah berakhir. Suram. Nama baik yang tercoret. Sekecil impian yang mungkin akan ditata ulang. Permintaan maaf yang terus dilontarkan. Amarah yang tidak padam. Dan penutupan dengan pembalasan. Kerja keras yang tiada artinya. Membuang-buang waktu.
Telah disadari. Bubur telah jadi bubur. Makan bubur itu hingga habis. Dan terbitlah penyesalan pengambilan keputusan. Ngeri. Jadi dewasa itu, banyak yang harus dipelajari. Bukan hanya meratapi pengalaman yang telah terjadi. Ambil jeda, ambil hikmah, lalu menyusun strategi untuk perjalanan berikutnya.
Comments
Post a Comment