Pengakuan
Telah disadari saat ini, bahwa ternyata, memang tidak ada cerita di antara kita. Seharusnya begitu. Ini kesalahan. Tidak seharusnya terjadi. Mengapa takdir berkata lain. Apa maksud ini semua. Apakah hanya sebagai pengalihan isu? Atau sebagai babak jawaban baru? Entahlah. Aku sama sekali tidak mengenalnya. Begitupun dia. Kita hanya terjebak, di kisah yang salah. Atau mungkin, itu semua terlalu berlebihan. Kita menganggap kisah kita hanya sebuah karakter novel, itu artinya kisah ini tidaklah nyata. Kita sendiri yang menciptakan tokoh imajinasi masing-masing. Dan, jika itu dikaitkan dengan kehidupan nyata, tidaklah mungkin. Karena banyak hal bertentangan.
Bukan tentang siapa yang salah dan siapa yang paling sakit. Kita semua salah dan sakit atas khayalan masing-masing. Kita berhasil mengukir cerita. Membuat kisahnya seolah nyata. Tapi itu semua tipu daya. Seorang penulis tidak akan pernah baik-baik saja terhadap apa yang ditulis. Alur cerita yang telah terjadi seakan tidak menentu. Dan banyak kisah pilu karena terus menerus dikaitkan dengan kisah pribadi.
Aku anggap ini bukan kisah nyata. Seharusnya memang begitu. Karena ini semua tak perlu dikaitkan dengan kehidupan pribadi. Tak pantas. Tak akan pantas. Ini bukan tentang keikhlasan atau kesabaran. Ini bukan tentang siapa yang jahat dan dendam korbannya. Hanya saja, ini semua hanyalah alur cerita fiksi. Tak ada gunanya menyesali. Seharusnya ini semua memang tidak terjadi. Bukankah begitu?
Tak perlu menengok ke belakang. Tak perlu melihat apa yang seharusnya tidak dilihat. Itu bukan urusan kita. Kita hanya perlu melangkah melanjutkan perjalanan. Maju lurus ke depan. Kembali ke semula. Ke sebelumnya yang tidak tahu apa-apa. Tidak perlu dekat dan saling peduli. Memang dasarnya hal itu tidak pernah terjadi. Tidak ada kemenangan dan kekalahan. Tentang hal-hal yang terjadi oleh karena itu, itu tanggung jawab pribadi masing-masing. Hukuman karena kurangnya profesinal dan fokus.
Namun, apapun yang akan terjadi di masa depan, walaupun aku akan salah mengira, takdir akan terus mengikuti kita. Aku tahu kisah ini belum usai. Namun, sebisa mungkin jauhilah, hal-hal yang akan berakibat terulang kembali. Semuanya akan perlahan terkubur. Maka jangan gali apa yang sudah terpendam. Akan merusak apa yang tumbuh diatasnya. Jangan. Jangan kemari. Sebisa mungkin aku juga akan pergi. Kita juga akan jatuh untuk kedua kalinya di tempat yang sama. Jadi, bertahanlah di tempat masing-masing.
Comments
Post a Comment