#64 Normalisasi Rasa

Normalisasi Rasa



        Waktu-waktu tragis. Pas kamu udah tau kenyataan yang sebenernya, tapi memilih diam demi menemukan waktu yang pas untuk masuk arena permainan drama. That's the point. Olah rasa. Pas kamu tau "oh ini udah ga bener ni", stop it. Relax, dan coba berpikir jernih. Make a sense ga si? 
Kadang hati emang seribet itu. Dibolak-balik oleh sang kuasa sesuai situasi dan kondisinya. Well, harus diatur sendiri sesuai kemampuan. Sesuai lika-liku yang membentuknya. Bagaimana cara kita bersikap "please heart, be nice". Karena ga semua hal harus tentang hati. Ga semua hal harus tentang perasaan.
        Egois memang. Apa-apa dimasukin hati. Emang cuma situ sendiri yang punya hati. Semua penduduk bumi juga punya kali. So please, be profesional. Terkadang kamu ga harus nyalahin orang lain. Karena terkadang yang nglukain hati kamu ya diri kamu sendiri. Kamu terlalu berekspektasi penuh dan dipusatkan hanya untuk masalah hati. Itu tidak masuk akal. Banyak yang harus diperbaiki. Berjejer rapi meminta perubahan. 
        Stuck, bukan alasan untuk berhenti. Masih banyak hal yang harus dicoba. Kalo gagal mulai lagi. Kalo sudah bertemu titik temu ya difokuskan. Kadang distract memang butuh jawaban pasti. Tegas. Ambil langkah untuk menyingkirkan hal-hal mengganjal. Meng-edukasi diri untuk grow up. Jangan hanya berpikir kebahagiaan, tapi juga berpikir kebermanfaatan di belakang. Katanya mau tumbuh, eh kok disenggol dikit rapuh. Terkadang bukan salah faktor luar, tapi dari dalam diri sendiri yang harus bisa mengatasi. Gamau tau gimana caranya biar kuat. Harus punya banyak vitamin kan. Upgrade. Jangan berhenti disitu-situ aja. Perbaiki, apalagi kalo nyatanya udah rusak, remuk, patah. Gabisa. Ga akan bisa. Ini bukan pasrah, tapi suatu keharusan untuk sadar. 
        Sibukkin diri dengan hal-hal yang positif. Right now. Bukan pemborosan berkedok healing. Sama aja, pulang-pulang hati masih tetep sakit kan. Sadar dulu, baru berdamai. Sadar, bukan sabar. "Namanya juga hati, gabisa dipaksa". Heh maemunah, Mau sampai kapan bersembunyi dalam kata mengalah. Mengalah itu baik, tapi jangan sering. Kamu tidak akan kalah setiap hari. Kamu bisa bangkit dan menemukan kejayaan di masa depan. 
        Udah, lepasin aja. Lepasin sesuatu yang tidak ada titik temunya. Tiada perkembangannya. Pasti ada hal baik kok dilain hal. Ga harus tentang dia. Ga harus dia. Masih banyak kok makhluk bumi yang lainnya. Jika dia terlalu sering menyakiti, apa pantas diiringi langkahnya lagi. Hubungan bukan hanya tentang cinta dan menerima, tapi timbal balik di dalamnya. Bukan yang satu untung dan satunya lagi rugi. Tapi tentang suka duka yang dijalani bersama. 

Comments