Menyangka Masa Depan
Tak banyak orang baik yang
tahu ini. Dimana mental itu penting. Sebagian besar dari orang itu hidup
berdasar rasa acuh dan egois mereka. Berpikir bahwa dirinya lebih hebat dari
lainnya. Seperti mengagungkan diri sendiri. Padahal apa gunanya sih buat hanya
mencari kenikmatan pribadi. Tanpa rasa sesal telah melukai bahkan menyakiti
hati orang lain. Merasa dirinya itu paling benar. Terus menyanggah.
Semut pun menilai bahwa
orang tersebut tak layak dihargai, tak layak dihormati. Setinggi-tingginya
derajat orang tersebut di dunia. Tak bakal lah dia mengetahui bahwa di mata
Tuhan nya ia hanya sepantaran dengan lainnya. Berderajat sama namun amalan berbeda.
Terkadang banyak orang tak
bisa menilai dirinya sendiri. Penilaian itu berdasar kebermanfaat orang di
sekitarnya yang merasa. Ada juga orang merasa letih akan ulah sadis itu. Senyum
rekah mereka bukan karena suka namun karena mereka kuat betapa pedihnya orang
egois itu melakukan remukan hati. Walau orang egois tak merasa.
Namun, apa guna hanya
dalam tahap mengamati, mengeluh, meratapi, dan merenung saja? Semua tak berguna
jika belum ada tindakan pembaharuan. Tanggap dalam mengatasi. Seorang terdekat
yang raungan nya lebih nyenyak didengar, boleh jadi pengubah monster itu. Hanya
perlu waktu. Sabar dan ikhlas.
Tetap dalam naungan
pikiran yang positif. Dan itu sangat penting. Terkadang, orang yang tak pandai
menyembunyikan perasaan jika masih dalam keadaan pikiran yang negatif. Pastilah
hal-hal negatif akan menimpanya. Dirinya saja tidak berhusnudzon bagaimana
dengan orang lain yang menatap wajah muramnya.
Nah, faktor pembawa
masalah juga dapat terjadi karena diri sendiri kan. Begitu Allah sayang nya
sama kita. Sampai saja dia menggigihkan hati kita, bahwa kita tidak sendiri.
Allah bersamanya. Makanya Dia menampilkan masalah-masalah tersebut agar kita
tunduk, bahwa masih ada yang dapat bantu menyelesain masalah itu.
Percaya lah pada diri
sendiri. Aku bisa. Aku mampu. Aku punya mimpi akan kugapai mimpiku. Tetapkan
itu dalam hati. Niatkan, lakukan lillahi ta’ala. Berani bermimpi, berani
mewujudkan. Hadapi rintangan. Terjal. Tak peduli apa kata orang. Tak peduli apa
kata syaitan yang berbisik dalam hati. Tetaplah berprasangka baik dalam
menyangka masa depan. Maka prasangka baik tersebut insyaAllah akan datang.
Seperti pernah mendenger cintailah dirimu sendiri sebelum mencintai orang lain karena mencintai diri sendiri sudah pasti di sayang Allah. Jadi PD juga di sayang Allah 😊
ReplyDeleteTuhan bersama prasangka hambaNya. Maka tetapkanlah prasangka baik di hati kita maka kita akan mendapatkan kebaikan juga.
ReplyDeletemasya allah sangat2 memotivasi kata2 apa yg kk tafsir diatas saya setuju banget.teruslh berkarya kk jangan hiraukan orang lain dan jadilah diri sendiri.
ReplyDeletePercayalah pada diri kita sendiri bahwa kita mampu dan bisa
ReplyDeleteSemangat meraih mimpi, jangan pernah pantang menyerah. Buktikan ke semua orang kalau kita itu bisa sukses
ReplyDeleteSerasa tertampar aja gitu:(
ReplyDeleteterima kasih sudah membangunkan aku dari rasa pesimis.
ReplyDeleteHarus optimis dan berpikiran positive terus
ReplyDeletePercaya diri sendiri dan selalu dekat dengan sang pencipta salah cara agar kita bisa lebih dan tetap optimis dalam menjalanin hidup ini
ReplyDelete